Kamis, 18 Desember 2008

WOMAN GRANDMASTER (WGM) PERTAMA INDONESIA : IRINE KHARISMA SUKANDAR (2/2)


(Lanjutan siaran pers Humas PB PERCASI Kristianus Liem tertanggal 17 Desember 2008 dari Kuala Lumpur Malaysia)
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”

TOTAL PERFORMANCE RATING
Kapten tim putri Indonesia saat Olimpiade Dresden 2008 FM Sebastian Simanjuntak ketika dihubungi menyebutkan rating rata-rata lawan Irene masih kurang tujuh poin dari persyaratan minimal. “Tapi ketika saya tanyakan ke Leong, beliau bilang biarlah itu tanggung jawab para wasit yang menghitung. Yang penting tanda tangan dan stempelnya asli!” tutur Sebastian yang juga main pada Singapore Open maupun Kuala Lumpur Open.
“Sebagai wasit ketua Olimpiade Catur Dresden, tugas saya menandatangani seluruh sertifikat norma gelar yang disodorkan seluruh tim wasit yang bertugas di sana. Saya tidak merasa perlu mengecek ulang penghitungan maupun aturan mana yang mereka pergunakan. Saya percaya mereka semua memang sudah memiliki kualifikasi untuk itu,” jelas Ignatius Leong yang juga Sekjen FIDE ketika dihubungi.
Sewaktu di Dresden, setelah Irene mencapai 6,5 poin dari 9 babak yang tergolong lumayan tinggi, sebetulnya saya sudah menghitung rata-rata rating lawan Irene pada sembilan babak tersebut yang hanya 2002, karena lawan pertamanya Nicole Rio da Silva dari Makau tidak memiliki rating. Ketika saya umpamakan rating Nicole 2050 sesuai aturan FIDE yang membolehkannya, maka rating rata-ratanya menjadi 2230, tetap masih kurang lima poin untuk mencapai batas minimal persyaratan 2235-2275.
Yang tidak saya sangka, rating lawan babak ke-tujuh Irene, Wijesuriya GV dari Sri Lanka yang ratingnya sangat rendah, yaitu 1937, ternyata juga boleh dianggap 2050! Saat itu saya berpikir terlalu ke”ge-er”an dan sangat memaksakan diri menaikkan rating lawan yang jelas-jelas tertulis 1937! Kalau teori tersebut salah, maka akan sangat memalukan jika sampai mempublikasikan berita yang keliru. Apalagi sejumlah rekan Wasit Internasional asing yang saya tanya selalu menjawab klise: “Nanti kami masukkan dulu data-data tersebut ke komputer, biar komputer yang menghitung. Pasti jawabannya akurat.”
Kalau dua lawan Irene yang ratingnya terendah tersebut dinaikkan menjadi 2050, maka hitungan rata-ratanya menjadi 2242. Artinya memenuhi persyaratan norma GMW yang didasarkan pada peraturan konvensional seperti pada turnamen open (maksud saya: Irene mendapat norma GMW untuk 9 babak). Itu mencukupi karena pada dua norma GMW yang diraih Irene tahun ini pada JAPFA Chess Festival dan Malaysia Open, Irene sudah memainkan 20 babak atau hanya membutuhkan norma GMW ketiga yang jumlah babaknya cukup tujuh saja!
Namun kalau melihat sertifikat norma GMW yang diberikan ke Irene (terlampir dalam siaran pers ini), itu berdasarkan peraturan Total Perfomance Rating (TPR) yang dibuat Irene, yang melampaui angka 2400, berarti mencapai norma GMW untuk 20 babak. TPR Irene pada sembilan babak pertama Olimpiade Dresden (setelah dua rating terendah lawannya diupgrade) mencapai 2409!
Di bawah ini data-data sembilan lawan pertama Irene pada Olimpiade Dresden 2008. Irene remis lawan Gulmira, Yelena dan Arianne. Kalah dari Tatiana, dan menang dari lima sisanya.
1. Nicole Rio da Silva Nicole (MAC) 0 (diupgrade jadi 2050)
2. MIW Gulmira Dauletova (KAZ) 2253
3. MI Yelena Dembo (GRE) 2446
4. MI Tatiana Kosintseva (RUS) 2513
5. MIW Monika Seps (SUI) 2203
6. MIW Arianne Caoili (AUS) 2170
7. CMW Wijesuriya G V (SRI) 1937 (diupgrade jadi 2050)
8. GMW Olga Zimina (ITA) 2368
9. MIW Rani Hamid (BAN) 2132

PB PERCASI PUAS
Kabar gembira ini tentu saja disambut dengan penuh suka cita oleh para pengurus PB Percasi. “Kami tentu saja senang sekali mendengar kabar ini. Setelah melihat begitu beratnya perjalanan Irene dalam upaya mencetak sejarah ini, kami pikir baru tahun depan Irene akan berhasil,” tutur Sekjen PB Percasi Harry Jaya Pahlawan saat dihubungi melalui telepon.
Kristianus Liem - Humas PB Percasi.

Teks foto: WGM atau GMW Pertama Indonesia Irine Kharisma Sukandar saat di Olimpiade Catur Dresden 2008 dan sertifikat norma WGM-nya yang ke tiga. Mungkin yang harus dipastikan lagi bila kebetulan berjumpa adalah: “I-R-I-N-E” atau “I-R-E-N-E” ...? Kalau Kharisma Sukandar-nya sudah jelas & hafal...

WOMAN GRANDMASTER (WGM) PERTAMA INDONESIA : IRINE KHARISMA SUKANDAR (1/2)


(Siaran pers Humas PB PERCASI Kristianus Liem tertanggal 17 Desember 2008 dari Kuala Lumpur Malaysia)
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”
Akhirnya kabar gembira itu tiba juga, Irene Kharisma Sukandar dipastikan menyandang gelar GMW (Grandmaster Wanita) setelah norma GMW ketiganya diumumkan telah diraih pada Olimpiade Dresden, Jerman, bulan November 2008 kemarin. Kepastian Irene meraih norma GMW ketiganya diketahui setelah Presiden Confederasi Catur ASEAN Ignatius Leong dari Singapura memberikan sertifikat norma GMW ketiga tersebut saat Irene tengah bertanding di Singapore Open, 9-14 Desember 2008.
Saat itu Sabtu sore 13 November 2008, Singapore Open sudah memasuki babak kedelapan. Irene yang gelisah karena tawaran remisnya ditolak oleh Yang Kaiqi (rating 2429) dari Cina, tengah berjalan menuju kamar kecil dan secara kebetulan berpapasan dengan Presiden Assosiasi Catur ASEAN Ignatius Leong yang langsung menahannya dan memberikan sertifikat yang diidam-idamkannya itu.
“Ah, yang benar, seriuskah ini?” kata-kata itu yang langsung terlontar dari bibir Irene. “Sebab sudah dihitung tempo hari rata-rata ratingnya kurang sedikit dari persyaratan,” jelas Irene polos. “Kamu lihat saja sertifikat tersebut, siapa saja yang menandatanganinya? Perhatikan pula keaslian stempelnya. Kok bukannya senang malah meragukan?” ujar Leong heran.
Tentu saja Irene senang bukan main. Bahkan nyaris dia tidak dapat lagi mengendalikan gejolak dalam dadanya. Hatinya seperti meloncat-loncat hendak keluar dari tempatnya. Saat ia kembali ke kursinya dan duduk di hadapan Yang Kaiqi yang pekan sebelumnya menjuarai Korean Open, Irene masih belum bisa mengendalikan rasa gembiranya yang meletup-letup itu.
“Hati saya berdebar-debar terus, gimana gitu rasanya. Saya mau menawarkan remis lagi, tapi saya takut ditolak lagi, jadi saya main terus saja dengan memikirkan langkah yang simpel-simpel aja,” cerita Irene melalui sambungan telepon internasional Singapura-Malaysia (saya – Kristianus Liem, sedang berada di Kuala Lumpur membawa tiga pecatur cilik Sekolah Catur Utut Adianto mengikuti Kuala Lumpur Open). “Eh ternyata malah saya menang,” tutur Irene dengan suara yang masih berbunga-bunga...
Teks foto: WGM atau GMW Pertama Indonesia Irine Kharisma Sukandar saat di Olimpiade Catur Dresden 2008 dengan sertifikat norma WGM-nya yang ke tiga. Mungkin yang harus lebih dipastikan selanjutnya adalah: “I-R-I-N-E” atau “I-R-E-N-E”...

Sabtu, 06 Desember 2008

FINAL GRAND PRIX SCUA 2008 : DWITARUNG BINTANG CATUR JUNIOR PUTRI INDONESIA (2/2)

KALAU ada pemirsa yang belum tahu nama WCM/MNW Chelsie Monica Sihite dari Provinsi Kaltim dan WCM/MPW Medina Warda Aulia dari Provinsi DKI Jakarta, kebangetan (untung Tukul lagi sibuk menyiapkan acara barunya, kalau tidak dia akan senang memanas-manasi: Pemirsa katrok! Uwong ndeso!)
Pada 4th World School Chess Championship 2008 yang berlangsung tanggal 22-30 Juli 2008 di Singapura, Chelsie Monica Sihite meraih medali emas di kelompok umur (KU) 13 tahun putri dan Medina Warda Aulia meraih medali emas di kelompok umur (KU) 11 tahun putri (ada cerita duka yang berujung bahagia mewarnai pencapaian prestasi ini beberapa bulan yang lalu). Prestasi keduanya berlanjut di ajang Kejurnas Catur Junior 2008 di Bandung Jawa Barat tanggal 11-15 Agustus 2008, Chelsie Monica Sihite meraih medali emas KU 14 tahun putri untuk Kaltim dan Medina Warda Aulia meraih medali emas KU 12 tahun putri untuk DKI Jaya. Sungguh membanggakan! Maka tidak salah bila para petinggi Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) mempertemukan keduanya dalam sebuah dwitarung sebanyak 6 babak, bukan untuk membuktikan siapa diantara keduanya yang terbaik – karena keduanya sudah membuktikan prestasi masing-masing di kelompok usianya – tetapi terlebih untuk melihat gaya permainan mereka saat mengendalikan buah-buah catur...

JALANNYA PERTANDINGAN (PARTAI LENGKAP DWITARUNG)
Pengundian sudah dilakukan. WCM Chelsie Monica Sihite mendapat giliran pertama memegang buah putih, jadi pada babak-babak ganjil 1, 3, 5 WCM Medina Warda Aulia harus siap memegang buah hitam.

(Babak 1) Sihite,Chelsie Monica - Aulia,Medina Warda [C01]
SCUA Match (1), 28.11.2008
1.e4 e6 2.d4 d5 3.exd5 exd5 4.Bd3 Bd6 5.Nf3 Ne7 6.Nc3 c6 7.h3 h6 8.Ne2 Qc7 9.c3 Bf5 10.0–0 0–0 11.Re1 Bxd3 12.Qxd3 Ng6 13.h4 Nd7 14.h5 Ne7 15.Bf4 Bxf4 16.Nxf4 Nf6 17.Ne5 Rae8 18.Re2 Nc8 19.Rae1 Nd6 20.Qh3 Qc8 21.g4 Qc7 22.Qg2 Qd8 23.Nfd3 Nd7 24.f4 Nxe5 25.dxe5 Ne4 26.Nf2 Nc5 27.f5 Qb6 28.g5 Kh8 29.Kh1 Qd8 30.b4 Na4 31.f6 gxf6 32.gxf6 Rg8 33.Qf3 d4 34.cxd4 Qxd4 35.Re4 Qd2 36.Nh3 Nc3 37.R4e3 Nd5 38.R3e2 Qc3 39.Qxc3 Nxc3 40.Re3 Nd5 41.Re4 Re6 42.a3 Rg3 43.Kh2 Rxa3 44.Nf4 Nxf4 45.Rxf4 a5 46.Rd4 Re8 47.Rd7 Rf8 48.Rxb7 axb4 49.Rxb4 Rf3 50.Rc4 Rf5 51.Rxc6 Rxh5+ 52.Kg3 Rg5+ 53.Kf4 Kh7 54.Rc7 Kg6 55.Rh1 Rf5+ 56.Ke4 Rg5 57.Rh4 Re8 58.Re7 Rb8 59.Kd5 Rb5+ 60.Kd6 Rbxe5 1–0

(Babak 2) Aulia,Medina Warda - Sihite,Chelsie Monica [D01]
SCUA Match (2), 28.11.2008
1.d4 d5 2.Nc3 Nf6 3.Bg5 h6 4.Bf4 c6 5.e3 Bf5 6.Bd3 Bxd3 7.Qxd3 e6 8.a3 Bd6 9.Bg3 Qc7 10.Nf3 Nbd7 11.e4 Bxg3 12.hxg3 dxe4 13.Nxe4 Nxe4 14.Qxe4 Nf6 15.Qe2 Nd5 16.0–0 0–0 17.Rfe1 Rad8 18.Rad1 Rfe8 19.Ne5 a6 20.Qf3 Nf6 21.c3 Rf8 22.Ng4 Nxg4 23.Qxg4 c5 24.dxc5 Qxc5 25.Rxd8 Rxd8 26.Rd1 Qb6 27.Rxd8+ Qxd8 28.Qe2 Kf8 29.Qg4 Qd6 30.Qf3 Qd5 31.Qxd5 exd5 32.Kf1 Ke7 33.Ke2 f5 34.f3 Kd6 35.Kd3 Kc5 36.a4 b5 37.b4+ Kc6 38.axb5+ axb5 39.Kd4 Kd6 40.f4 g5 41.Ke3 Ke6 42.Kd4 Kd6 43.Ke3 Ke6 44.Kd4 Kd6 45.Ke3 ½–½

(Babak 3) Sihite,Chelsie Monica - Aulia,Medina Warda [A40]
SCUA Dwitarung (3), 29.11.2008
1.e4 b6 2.d4 Bb7 3.d5 e6 4.c4 Bb4+ 5.Bd2 Qe7 6.Bxb4 Qxb4+ 7.Qd2 Qxd2+ 8.Nxd2 Na6 9.a3 Nf6 10.Bd3 Nc5 11.Bc2 a5 12.Ne2 exd5 13.exd5 c6 14.dxc6 dxc6 15.0–0 0–0 16.Rfe1 Rad8 17.Nf3 Rfe8 18.Nc3 Ba6 19.b4 Ne6 20.b5 cxb5 21.Nxb5 Bxb5 22.cxb5 Nd4 23.Rxe8+ Nxe8 24.Nxd4 Rxd4 25.Rd1 Rxd1+ 26.Bxd1 Kf8 27.f4 Ke7 28.Kf2 Kd6 29.Bc2 h6 30.Ke3 Kc5 31.a4 Nd6 32.h4 Kc4 33.g4 Kc3 34.Bd1 Nc4+ 35.Ke4 Nb2 36.Be2 Nxa4 37.Kd5 Kb4 38.Kc6 Nc3 39.Bd3 a4 40.Kxb6 a3 41.Kc6 Nxb5 0–1

(Babak 4) Aulia,Medina Warda - Sihite,Chelsie Monica [C45]
SCUA Dwitarung (4), 29.11.2008
1.e4 e5 2.Nf3 Nc6 3.d4 exd4 4.Nxd4 Bc5 5.Nxc6 Qf6 6.Qd2 dxc6 7.Qf4 Be6 8.Bd3 Qxf4 9.Bxf4 Bd6 10.Bd2 Ne7 11.Bc3 0–0 12.g3 f5 13.e5 Bc5 14.Nd2 b5 15.Nb3 Bb6 16.Bb4 Rfe8 17.Bc5 Bxb3 18.Bxb6 Bd5 19.Rg1 axb6 20.a3 Be4 21.Rd1 Rad8 22.Ke2 g5 23.f4 Bxd3+ 24.Rxd3 Rxd3 25.cxd3 g4 26.Rc1 Rd8 27.Ra1 c5 28.Rc1 c6 29.Ra1 c4 30.dxc4 bxc4 31.Rc1 b5 32.a4 Kf7 33.axb5 cxb5 34.Ra1 Rd3 35.Ra5 Rb3 36.Ra2 h5 37.Kd2 Nc6 38.Kc1 Nb4 39.Ra7+ Ke6 40.Rb7 Nd3+ 41.Kd1 Rxb2 42.Rb6+ Ke7 43.Rb7+ Kd8 0–1

(Babak 5) Sihite,Chelsie Monica - Aulia,Medina Warda [B00]
SCUA Dwitarung (5), 30.11.2008
1.e4 b6 2.d3 Bb7 3.Nc3 e6 4.g3 d5 5.exd5 exd5 6.d4 Nf6 7.Bg2 h6 8.Nge2 Be7 9.0–0 0–0 10.Nf4 Na6 11.a3 c6 12.Re1 Qc7 13.b4 b5 14.Nd3 Rae8 15.Bf4 Bd6 16.Qd2 Bxf4 17.Nxf4 Bc8 18.Rxe8 Rxe8 19.a4 bxa4 20.Rxa4 Qb6 21.b5 cxb5 22.Nfxd5 Nxd5 23.Nxd5 Qe6 24.Ra1 Qd6 25.Qa5 Qd7 26.c3 Re6 27.Nf4 Re7 28.Nd5 Re6 29.Nf4 Re7 30.Bh3 f5 31.Ng6 Re2 32.Bf1 Rb2 33.Qa3 Bb7 34.Qxb2 1–0

(Babak 6) Aulia,Medina Warda - Sihite,Chelsie Monica [D01]
SCUA Dwitarung (6), 30.11.2008
1.d4 d5 2.Nc3 Nf6 3.Bg5 h6 4.Bxf6 exf6 5.e4 dxe4 6.Nxe4 Be7 7.Nf3 c6 8.c3 f5 9.Ng3 f4 10.Nh5 g5 11.h4 Rg8 12.Qe2 Be6 13.hxg5 hxg5 14.Qe5 Qd5 15.Ng7+ Kd7 16.Nxe6 fxe6 17.Bd3 Kd8 18.Qe2 Nd7 19.Bc4 Qd6 20.Bxe6 Re8 21.Bxd7 Kxd7 22.0–0–0 Kc7 23.Qe5 g4 24.Qxd6+ Bxd6 25.Rh7+ Kb6 26.Nd2 Rad8 27.Rg7 Re2 28.Rxg4 Rxf2 29.Rf1 Rxf1+ 30.Nxf1 c5 31.dxc5+ Kxc5 32.Nd2 Re8 33.Kd1 Kd5 34.Rg5+ Re5 35.Rxe5+ Bxe5 36.Ke2 b5 37.Kd3 a5 38.b3 Bd6 39.Ne4 Be5 40.a4 Kc6 41.Nd2 Bd6 42.Nf3 b4 43.c4 Bc5 44.Ke4 Be3 45.Ne5+ Kc5 46.Nd3+ 1–0

TABEL HASIL Dwitarung Bintang Catur Junior Putri Indonesia
Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, 28-30 November 2008
Nama I II III IV V VI Total Score
WCM Chelsie Monica Sihite 1 0.5 0 1 1 0 3.5
WCM Medina Warda Aulia 0 0.5 1 0 0 1 2.5


Teks Foto
1. Gaya WCM/MNW Chelsie Monica Sihite saat sedang berpikir atau silau?
2. Langkah pertama baru saja dijalankan oleh sang promotor Ir. Eka Putra Wirya, disaksikan oleh (dari kiri) GM Utut Adianto, Perwakilan dari Percasi Kaltim R. S. Nugroho, Ayah Medina, Ibunda Monica, dan Inspektur Pertandingan H. M. Jafar Saragih WI.
3. Gaya WCM/MPW Medina Warda Aulia saat sedang berpikir atau mengantuk?
4. Suasana ketika dwitarung berlangsung.
5. Direktur SCUA Kristianus Liem menyerahkan uang hadiah: Chelsie Monica Sihite meraih Rp 1.250.000,- dan Medina Warda Aulia mendapat Rp 750.000,- didampingi oleh H. M. Jafar Saragih WI.
(Foto-foto kiriman dari Kristianus Liem, layout Henry Hendratno)

Selasa, 02 Desember 2008

FINAL GRAND PRIX SCUA 2008 : PERTARUNGAN PARA JUARA JUNIOR INDONESIA (1/2)


SEBUAH event baru yang sepertinya perlu dicermati terlahir dari gagasan para petinggi Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Pusat untuk memacu motivasi para pecatur junior Indonesia – atau lebih tepatnya lagi: untuk menguji kemampuan para juara Kejurnas Catur Junior 2008 KU-18 kebawah – bahwa predikat juara bukanlah akhir dari pencapaian prestasi. Prestasi yang telah dicapai seyogyanya terus dipertahankan dan ditingkatkan tanpa mengenal lelah! Sudah banyak terjadi, para juara junior Indonesia ketika beranjak semakin dewasa usianya, malah merosot prestasinya...


Acara yang menarik perhatian para pecatur junior ini “nyelonong” masuk di saat kita sedang memfokus berita puncak Olimpiade Catur ke-38/2008 di Dresden Jerman. Memang ini sebuah ajang yang bagus untuk pembinaan dan pengembangan bibit-bibit pecatur unggul Indonesia, namun terkesan sangat mendadak. Untuk kedepannya panitia pelaksana hendaknya mempertimbangkan juga “timing”, karena di beberapa sekolah saat-saat ini tengah/hendak dilaksanakan ulangan umum/mid-test.

Yang patut diacungi jempol adalah semangat dan antusiasme para pecatur junior yang hadir dan tidak gentar mengikuti Final Grand Prix SCUA 2008 ini, yang menurut Direktur SCUA – Kristianus Liem – bobotnya tidak kalah dengan Perang Bintang Junior yang pernah digelar juga oleh SCUA beberapa waktu yang lalu. (Di Eropa, ajang serupa telah menjadi agenda Federasi Catur Eropa bekerjasama dengan Federasi Catur Internasional – FIDE, dimana para juara junior dari berbagai kejuaraan/negara diadu satu sama lain di sebuah ajang yang berlabel European Youth Chess Championship --- yang juga bisa dibaca di berita dunia Indochess: WWCC 2008 Nalchik bagian ke 2/10)

Di kelompok putra, dari 40 undangan, yang hadir 30 peserta (75%). Di kelompok putri, dari 28 undangan, yang hadir 14 peserta (50%). WFM baru Indonesia: Dewi AA Citra, dengan berat hati tidak jadi ikut bertanding, karena ortu-nya di Kalimantan sudah rindu berat (maklum, sekitar dua minggu sebelum Olimpiade, Dewi Citra sudah meninggalkan Tarakan untuk mempersiapkan diri di Jakarta, jadi hampir sebulan dia “dilepas” sama ortunya. Untung pulangnya dia menggondol gelar WFM, jadi ada oleh-oleh yang bisa dibanggakan ke ortu, bahkan ke Pemerintah Daerah dan masyarakat catur Kalimantan Timur pada umumnya dan kota Tarakan pada khususnya). Menurut sang penjemput, Rusdyanto Rasyid, tiket pesawat Dewi Citra sebenarnya sudah dibooking untuk pulang tanggal 2 Desember 2008. “Jadi terpaksa hangus satu tiket nih!” kata Rusdyanto Rasyid ikut menyesal. Padahal Citra pengennya ikut tanding dulu baru pulang...

PERTARUNGAN SENGIT PECATUR-PECATUR JUNIOR di AKHIR NOVEMBER
(Jalannya pertandingan dipimpin oleh wasit Adji Hartono WN dengan Inspektur Pertandingan H. M. Jafar Saragih WI) Di kelompok putra, 30 peserta yang hadir adalah para pecatur “pelanggan” juara di turnamen-turnamen catur junior dan juga di turnamen-turnamen catur untuk para senior non-master. Bahkan beberapa nama yang sudah bergelar MN dan MP mulai sering “dicekal” saat hendak mengikuti turnamen-turnamen yang diperuntukkan non-master, antara lain: MN Kaisar Jenius Hakiki, MN Yusuf Maulana, CM Farid Firmansyah, CM Rezon Yanuar, MP Olrenzo D. Johan, MP M. Satibi, MP Nicolas Rahman, dan si cabe rawit MN Masruri Rahman. Di Final Grand Prix SCUA 2008 ini mereka juga termasuk unggulan, jadi mari kita amati saja sepak-terjang mereka.
Kejutan langsung terjadi di babak pertama (dari 6 babak sistem Swiss) yang dimulai pada hari Jumat tanggal 28 November sekitar pukul 14.00 WIB. Di meja 4, MN Yusuf Maulana “pagi-pagi” dipecundangi oleh Steven Walansendouw yang belakangan ini bermain untuk provinsi KEPRI! Sementara unggulan yang lain masih lancar mendulang angka. Di babak ke-2, di meja 1 MP Nicolas Rahman ditaklukkan oleh CM Farid Firmansyah yang sepertinya tidak mengenal lelah sepulang dari Olimpiade, sementara MN Masruri Rahman ditahan remis Ridwan Kurnia. Unggulan yang lain masih lancar memperoleh tambahan 1 angka kemenangan.
Di babak ke-3 yang berlangsung hari Sabtu tanggal 29 November 2008 mulai pukul 13.00 WIB, pertarungan sengit tak terhindarkan. Di meja 1 CM Farid Firmansyah ternyata merasakan kelelahan juga sehingga dikalahkan oleh MN Kaisar Jenius. Di meja 2 MP M. Satibi dibekuk oleh CM Rezon Yanuar, di meja 4 giliran Steven Walansendouw ditekuk oleh MP Olrenzo Diary Johan, sementara di meja 3 MN Masruri Rahman lagi-lagi ditahan draw oleh MP Samuel Siahaan. Di babak ke-4 yang dimulai pada pukul 18.00 WIB (menjelang malam mingguan), terjadi kejutan lagi di meja 1: MN Kaisar Jenius ditaklukkan CM Rezon Yanuar! Kini hanya Rezon satu-satunya peserta yang memperoleh full-point. Di meja 2, MP Olrenzo D. Johan dipatahkan perlawanannya oleh CM Farid Firmansyah yang tampaknya mulai “panas” meski sudah agak terlambat, sementara di meja 3 untuk ketiga kalinya MN Masruri Rahman ditahan draw, kini oleh Rian Ramadani.
Di babak ke-5 yang dimulai pukul 09.00 WIB hari Minggu tanggal 30 November 2008, di meja 1 lagi-lagi CM Rezon Yanuar memelantingkan Gelar Segara Dwitama yang tiba-tiba menyodok ke papan atas. Rezon kini unggul 1 poin penuh diantara para pengejarnya. Di meja 2 Rian Ramadani dibekuk oleh MN Kaisar Jenius yang agaknya geram dan enggan kalah lagi, di meja 3 CM Farid Firmansyah yang sudah telanjur panas menghempaskan MP Samuel Siahaan, di meja 4 tanpa terduga MP M. Satibi ikut menyodok ke peringkat atas dengan membekuk MP Olrenzo D. Johan, sementara di meja 5 Sumardi Saidul Ula dipaksa turun lagi ke papan tengah oleh MN Masruri Rahman yang agaknya sudah bosan draw-draw melulu.
Babak ke-6 atau babak terakhir dimulai pukul 14.00 WIB. Di meja 1 CM Rezon Yanuar yang sudah unggul 1 poin diantara 3 pesaing terdekatnya: CM Farid Firmansyah, MN Kaisar Jenius Hakiki, dan MP M. Satibi, tanpa kesulitan memaksakan draw pada lawannya: CM Farid Firmansyah. Dengan hasil draw Rezon Yanuar sudah bisa dipastikan akan tampil sebagai juara. Di meja 2 MN Kaisar Jenius tidak memberi ampun pada MP M. Satibi. Di meja 3 MN Yusuf Maulana yang berupaya menembus peringkat atas ternyata ditahan draw oleh si jago draw pada event ini: MN Masruri Rahman, sehingga peringkat MN Yusuf Maulana terpental balik ke pertengahan, beruntung masih kebagian hadiah...

Ranking Akhir Final Grand Prix SCUA 2008 – Kelompok Putra.
Rank. Name Score WP/Bucholz SB PS (Hadiah)
1. Rezon Yanuar CM 5.5 22.0 19.75 20.5 (Rp 1.500.000)
2. Kaisar Jenius Hakiki MN 5.0 21.0 15.50 18.0 (Rp 1.250.000)
3. Farid Firmansyah CM 4.5 23.0 15.25 16.5 (Rp 1.000.000)
4. M. Satibi MP 4.0 23.5 13.00 16.0 (Rp 750.000)
5. Masruri Rahman MN 4.0 19.0 12.25 14.5 (Rp 500.000)
6. Gelar Segara Dwitama MP 4.0 21.5 12.50 13.0 (Rp 300.000)
7. Abed Nego S 4.0 13.0 7.00 12.0 (Rp 300.000)
8. Samuel Siahaan MP 3.5 19.0 9.75 14.0 (Rp 300.000)
9. Olrenzo D. Johan MP 3.5 20.0 10.00 13.5 (Rp 300.000)
10. M. Rafi Nugraha 3.5 19.5 10.75 13.0 (Rp 300.000)
11. Ridwan Kurnia 3.5 18.0 9.50 13.0 (Rp 200.000)
12. M. Yusuf Maulana MN 3.5 18.5 9.50 11.5 (Rp 200.000)
13. Azarya Jodi Setyaki MP 3.5 18.5 8.75 11.5 (Rp 200.000)
14. Rian Ramadani 3.0 21.5 8.75 14.0 (Rp 200.000)
15. Steven Walansendouw 3.0 17.5 7.75 11.0 (Rp 200.000)
16. Denis Devara Jingga 3.0 17.5 7.00 10.0
17. Nicolas Rahman MP 3.0 17.0 7.25 9.5
18. Luth Samsiyawal 3.0 17.5 6.50 9.0
19. Sumardi Saidul Ulla 2.5 21.0 6.25 10.5
20. Benhart Pasaribu 2.5 19.0 6.50 9.0
21. Muhammad Firmansyah 2.5 12.5 3.25 6.5
22. Kurniawan Dwi Saputra 2.5 15.0 3.75 6.0
23. Paskasius Barata 2.5 15.5 4.25 6.0
24. M. Kevin Suryadi 2.0 20.0 7.00 10.0
25. Ranu Dirjo Dwiadi MP 2.0 20.0 4.00 9.0
26. Arief Rahman 2.0 13.5 2.00 4.0
27. Surya Setiawan 1.5 12.5 1.50 5.0
28. Martinus Adjie Pamungkas 1.5 14.0 2.00 4.0
29. Mukti Bawono 1.0 13.5 0.50 2.0
30. Prahaya Gilang Pamungkas 0.5 16.0 1.25 2.5

Di kelompok putri, 14 peserta yang hadir dan bertanding bisa disebut pecatur-pecatur junior putri divisi satu. Divisi utama junior putri – yang nantinya mau tidak mau akan berhadapan dengan para seniornya (termasuk WIM Irene Kharisma Sukandar) – meski belum sepenuhnya terbentuk, sudah ada beberapa nama yang bisa dicatat, antara lain: MNW Regisa Hauna (Jabar), Andri Setianingsih (Jateng), Bulan Indah Firmanthy (Jabar), MNW Dewi AA Citra (Kaltim), MNW Yemi Jelsen (Jambi), Estheria (Jabar), dan MNW/WCM Chelsie Monica Sihite (Kaltim). Nama yang terakhir akan diujicoba dwitarung menghadapi unggulan pertama divisi satu saat ini: MPW Medina Warda Aulia (DKI Jakarta), yang beritanya akan kami tampilkan di bagian 2/2.
Seperti yang pernah dikatakan GM Sergey Shipov saat mengomentari Women’s World Chess Championship 2008: betapa sulitnya memahami permainan catur kaum wanita, terbukti benar saat kita menyaksikan langsung pertandingan catur antar wanita/putri – terlebih para juniornya. Seorang pecatur junior putri dengan posisi unggul, saat kita tinggal beberapa saat untuk jalan-jalan melihat pertandingan di meja yang lain, tak jarang hasil akhirnya draw atau bahkan malah kalah. Seorang pemain yang berada di posisi kalah, saat kita tinggal ngobrol dengan kenalan di luar ruang pertandingan atau ke kamar kecil, kadang bisa membuat kejutan dengan memenangkan pertandingannya!

Pada hari pertama, Jumat 28 November 2008, belum terlihat nama-nama yang memiliki prospek cerah. Pada hari ke-dua di babak ke-3, mulai terlihat ada 2 pemain yang mengumpulkan full-point, yaitu Virda Rizka Aulia dan Nyimas Sonya. Keduanya berhadapan di meja 1. Akhirnya Virda yang memegang buah putih berhasil menghempaskan Nyimas Sonya. Di babak ke-4, Angela Tri Kurnia menyodok ke papan atas dan menantang Virda. Ternyata Virda tetap kokoh mempertahankan posisinya sebagai pimpinan peringkat sementara, dan Angela digusurnya balik ke papan tengah.
Di babak ke-5 yang dimulai pukul 09.00 WIB hari Minggu tanggal 30 November 2008, Virda Rizka Aulia yang telah mengumpulkan 4 poin, akan dijajal kemampuannya oleh pesaing terdekatnya yaitu Inti Intishar yang telah mengumpulkan 3 poin. Agaknya hari ini Virda tidak segarang kemarin-kemarin, dia memilih mengamankan peringkatnya dengan bermain draw. Sementara di meja 2 Nyimas Sonya yang sudah kembali bangkit dan mengumpulkan 3 angka, ternyata digebuk lagi oleh Nuansa Emeralda yang mengantungi 2½ angka.
Di babak ke-6 atau babak terakhir, tinggal Nuansa Emeralda dengan poin 3½ yang akan menantang Virda Rizka yang telah mengumpulkan poin 4½. Memegang buah hitam, Virda tidak mau mengambil resiko, dan hasil daw pun disepakati keduanya. Dengan hasil draw sudah jelas Virda Rizka akan tampil sebagai juara, sementara Nuansa juga tidak terlalu tergelincir ke peringkat bawah. Di meja 2 Inti Intishar dengan poin 3½ berhadapan dengan Maria Shanti Swastika yang tertatih-tatih mengumpulkan poin 3, dan pertandingan keduanya juga draw. Di meja 3 Julisa Pasaribu yang juga tertatih-tatih mengumpulkan poin 3, harus mengakui keunggulan Nyimas Sonya yang sama-sama poin 3. Julisa terpelanting, sedangkan Nyimas Sonya bertahan di peringkat atas. Di meja 4 Angela Tri Kurnia dengan poin 2½ tanpa ampun membekuk Francisca Fortunata yang sudah bersusah-payah mengumpulkan poin 3. Angela menyusup ke sepuluh besar, sementara Francisca berdebar-debar menunggu hasil ranking akhir...

Ranking Akhir Final Grand Prix SCUA 2008 – Kelompok Putri
Rank. Name Score WP/Bucholz SB PS (Hadiah)
1. Virda Rizka Aulia 5.0 19.5 15.50 19.5 (Rp 1.000.000)
2. Inti Intishar 4.0 21.0 13.50 15.0 (Rp 750.000)
3. Nyimas Sonya NMS 4.0 19.5 10.50 15.0 (Rp 500.000)
4. Nuansa Emeralda 4.0 18.0 10.50 12.0 (Rp 300.000)
5. Angela Tri Kurnia Sari MPW 3.5 22.5 12.50 13.5 (Rp 300.000)
6. Maria Shanti Swastika 3.5 18.0 9.50 12.0 (Rp 200.000)
7. Francisca Fortunata H. 3.0 20.0 8.75 12.0 (Rp 200.000)
8. Lintang Wulandari 3.0 16.0 4.50 11.0 (Rp 200.000)
9. Julisa Pasaribu 3.0 22.0 10.25 10.0 (Rp 200.000)
10. Eka Yunita Dian P. 3.0 16.0 5.00 10.0 (Rp 200.000)
11. Angela N. Renggalis 2.0 13.0 2.50 5.0
12. Puti Megitasari 1.0 14.5 1.75 5.0
13. Ameliasih MPW 1.0 15.0 2.75 4.0
14. Nyimas Shieta PCMS 1.0 17.0 1.50 2.0


Teks Foto
1,2. Suasana pertandingan di kelompok putra.
3. Suasana pertandingan di kelompok putri.
4. Kalau Ibu-ibu sih boleh duduk-duduk di dalam ruang pertandingan, asal tidak ribut ngrumpi. Kalau Bapak-bapak mending ngintip lewat kaca dari luar, karena anak-anak justeru sering grogi kalau ditonton oleh bapaknya (apalagi kalau bapaknya tanpa sadar berdecak kesal, maka buyar sudah konsentrasi si anak).
5. MN Kaisar Jenius Hakiki berhadapan dengan CM Rezon Yanuar di babak ke-4.
6. Angela Tri Kurnia berhadapan dengan Virda Rizka Aulia di babak ke-4.
7. Peringkat 6 s/d 15 kelompok putra, mohon dipelototin sendiri masing-masing. Yang jelas di tengah-tengah itu namanya Om Kristianus Liem – Direktur SCUA, sedang yang cantik paling kanan namanya Tante Lisa Lumongdong – Ketua Panitia Pelaksana.
8. Lima besar kelompok putra, dari kiri: MN Masruri Rahman (peringkat 5), MP M. Satibi (peringkat 4), Om Kristianus Liem, CM Farid Firmansyah (Juara 3), MN Kaisar Jenius Hakiki (Juara 2), CM Rezon Yanuar (Juara 1), dan wasit Adji Hartono WN.
9. Sepuluh besar kelompok putri, tolong dicari sendiri ya wajahnya. Yang paling ganteng semua pasti sudah tahu namanya.
(Foto-foto dari Kristianus Liem, layout Henry Hendratno)
Page 1 of 43123...43Next »LAST